Rabu, 17 Agustus 2016

Kemerdekaan Sebagai Membran Semesta



kalau anda berpuasa, anda pasti merasakan kemerdekaan itu tatkala adzan maghrib sudah mulai berkumandang

kalau anda bekerja dalam sistem piket bergilir, tentu anda akan merasakan kemerdekaan itu ketika jam piket anda telah habis.

kalau anda bekerja dalam target - target tertentu, tentu kemerdekaan itu adalah ketika setiap target pekerjaan anda sudah terpenuhi.


sekarang apa batas kemerdekaan kita?




merdeka adalah sebuah membran semesta, lapisan halus yang berdesir membatasi materi dan inti dari materi itu sendiri.



anda mengenal diri anda? tentu anda mendapati batas - batas tersebut. batas yang menyekat halus jasad anda dan ruh yang menghidupi diri anda

sekali lagi, apa sebenarnya kemerdekaan kita?


Alloh, Sang Pencipta Alam semesta sudah berkali kali hampir di setiap zaman menunjukkan perjuangan untuk merdeka.

di zaman Putra putri nabi adam a.s, perjuangan kemerdekaan itu ada pada habil dan qobil. (saya rasa masing masing kita sudah mengetahui kisahnya)

zaman nabi musa, nabi isa, rosululloh muhammad, syaikh jalaludin rumi, ibnu rusyd, imam ghozali, syekh mansur al-hallaj, wali songo di tanah jawa, majapahit, hingga hut RI yang sedang semarak kita peringati.

berhenti kah proses perjuangan? tidak???

itu semua adalah visualisasi perjuangan dalam ranah materi.


ada perjuangan yang lebih besar lagi, yakni perjuangan di ranah lintas dimensi. dari dimensi materi beranjak ke dimensi bathin, ini juga butuh perjuangan. dari dimensi bathin menuju dimensi ruh, ini juga perjuangan. dari dimensi ruh ke dimensi ilahiah. ini juga butuh perjuangan.


dan yang namanya berjuang pasti memiliki seni peperangannya masing masing. butuh taktik yang lihai untuk mensiasati agar kemerdekaan itu dapat benar - benar kita raih. ups,, maaf bahasanya jangan kita raih, kita temukan saja.

karena selama kita meraih, kita justru tidak akan pernah merasakan merdeka.

merdeka itu juga merupakan momen pelepasan dari suatu kondisi ke kondisi yang lain.

yaaa kita fahamlah yang ini. karena ini sudah pasti otomatis demikian.


nah kembali lagi, seni peperangan yang diperlukan untuk berjuang lintas dimensi tentunya adalah pribadi kita masing masing yang perlu menatanya. sahabat bisa menjadi teman sharing, namun dalam realitas perjuangannya, diri kita masing - masing yang berperan.


asyiknya, banyak yang gugur di perjuangan lintas dimensi ini hanya dikarenakan ia terlalu mensiasati peperangannya sendiri. ia mengira melawan musuhnya, justru ia berserikat dengan musuh. ia dagelan namanya.


dalam perjuangan ini, justru yang dibutuhkan hanyalah pengabaian pengabaian. siasat yang dibutuhkan justru siasat untuk menjaga kesadaran akan kemenangan puncak yang sejati.

apa itu? tentu saja "inna lillahi wa inna ilaihi rojiun" capaian pada dimensi ilahiah.


orang yang sudah berada di pemakaman, itu juga masih berjuang kalau selama hidup di dunianya ia tidak inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. tidak kembali pada dimensi ilahiahNya yang merupakan sumber asal muasal dan tujuan akhir perjalanan dan perjuangan setiap manusia.


sekarang mari kita pandang diri kita masing - masing, mengheningkan cipta. sudahkah kita berada dalam dimensi ilahiah atau setidaknya kita menemukan secercah titik terang yang melegakan dan memperluas hati kita. sudahkah kita menemukan sumber dan tujuan akhir perjuangan kita.

karena itulah yang sejatinya pantas disebut sebagai cita - cita luhur. kalau anda sudah menemukan, perjuangkan untuk tidak anda lepaskan.


"weruh menet rin tutur tanpo balik lupa" -slogan kecil yang saya tempelkan pada logo Dzikir Nafas Jatim untuk sahabat - sahabat dan sedulur - sedulur seperjuangan dalam menemukan titik terang itu- tetap berpegang pada kesadaran akan asal muasal dan tujuan akhir. semoga kita dimerdekakan Oleh Sang Maha Merdeka.


salam ..... salam ..... salam ......




0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...